Minggu, 18 Desember 2011

Ada Apa Dengan E-Learning

Aha.,Akhirnya kesempatan buat nulis blog tentang IT datang juga so sweet.teman kali ini aku bakal nulis blog tentang presentasi temen sekelas q. ini adalah tugas mingguan yang selalu di berikan oleh Mr. eddy kepada semua mahasiswanya. Namun tak semua temen sekelas q mendapatkan rizki untuk menulis blog ini,nanti pasti ada gilirannya. Sesuai ketentuan awal Mr. eddy selalu memberi tugas kepada kami berdasarkan NPK masing2. Kebetulan kali ini q mendapatkan giliran itu…..

Hmmmm seneng banget dch, thank you Mr. eddy :). Kali ini q bakal nulis blog tentang E-learning teman. kalian semua pastinya uda tahu kan tentang E-learning itu apa???? Saya kira ini bukan hal yang tabu lagi yaa di zaman pendidikan pada saat ini. Hampir semua pendidikan menggunakan e-learning lhooo, pada nyadar gag sih kalian, termasuk yang di gunakan di kampus tercinta q di STIE Malang kucecwara, dosen2nya n tentu mahasiswa2nya uda pada canggih N fasih dalam menggunakan E-learning sebagai perantara belajar mengajar di kampus. banyak hal yang perlu kalian ketahui tantang kampus tercinta ku ini. Kita tuch nerapin e-learning taman…..

Ups., sebelum aku kasih tahu apa ja e-learning yang digunakan oleh kampus tercintaku ini, aku mau nanyak sebenernya kalian uda pada tahu blm apa arti e-learning tch???? Mari kita lihat penjelasan berikut ini. cermati iaaa kira2 tar kampus or sekolahmu dah masuk kategori enggak iaaa?????

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet.
Nah…uda tahu kan e-learning tch pa?? sekarang aku akan sedikit berbagi cerita sama kalian teman2. Di kampus q tch lo misalkan ada tugas selalu liat edmodo N tugasnya tch kebanyakan berhubungan dengan membuat blog, termasuk e-leraning juga kan. keren banget kan kampus tercinta, q STIE Malangkucecwara gitu lho….

Udah dulu dech berbagi cerita tentang kampus q lain kali kita sambung lg iaaa cerita tentang kampus tercinta q itu. Nah… sekarang aku mau cerita tentang hasil presentasi temen sekelas q kemarin, temen sekelas ku itu bernama Affan dia menceritakan tentang pemodelan niat siswa mengadopsi e-learning, dan yang di buat penelitian di paper yang ia terjemahkan adalah negara mesir bagaimana ceritanya???

Nah ada seorang mahasiswa dari universitas mansoura diya tuh pengen tahu kira2 yang jadi niat siswa untuk adopsi e-learing di sana tch pa sih??? Karena menurut dia di universitas tersebut penerapan e-learning tch blm begitu berjalan dengan baik, Dan yang menjadi latar belakang penelitan tersebut 
  1. E-learning Models : Merupakan upaya untuk mengembangkan kerangka kerja untuk mengatasi masalah dari peserta didik dan tantangan yang disajikan oleh teknologi sehingga pembelajaran online dapat berlangsung efektif.
  2. Learning Management Systems : Istilah ini mengacu pada satu set terintegrasi jaringan, alat-alat komputerisasi yang mendukung pembelajaran online (virtual Learning Enviroment atau Sistem Mnajemen Kursus adalah istilah lain yang kadang-kadang digunakan)
  3. E-learning in Developing Countries : Beberapa pendekatan pembelajaran jarak jauh yang tersedia untuk pendidikan universitas: korespondensi kurs, kombinasi korespondensi dengan TV, kombinasi korespondensi dengan radio (UNESCO), dan internet / CDROM.
  4. E-learning in egypt
  5. E-learning Adopsi
  6. Teori-teori dalam Adopsi Inovasi
Nah… penjelasan di atas itu depend on jurnal teman2. Sekarang versi presentasi affan kalo yang berkesan dari presentasi affan kemarin tch adalah video yang di tayangin oleh affan, videonya tch jelasin tentang bagaimana system pembelajaran di suatu Negara tapi saya agak lupa dimana Negara tersebut. Nah di sana tch system pembelajarannya uda menggunakan E-learning sejak SD jadi cara mereka mengadopsi E-learning tch dengan cara sejak kecil sudah dibiasakan menggunakan E-learning terus dalam menrapkan hal in itch pemerintah Negara tersebut sangat mendukung, artinya kalo mau menggunakan E-learning tidak hanya SDMnya saja yang harus di benahi namun juga harus memprhatikan perangkat yang di gunakan untuk mendukung kegiatan E-learning tersebut ex: PC,LCD,dll, tapi jangan lupa juga teman kalo ada barang tanpa ada perawatan sia2 bukan. maka barang yang akan kita punya akan mangkrak alias g kepakek Karena rusak, padahal sebenernya bisa di benahi tapi gara2 g punya uang atau kita gak menganggarkan buat perawatan tersebut.

Ups,,ada satu lagi video yang di putar oleh teman saya affan. Video tersebut menayangkan tentang bagaimana kita menggunakan E-learning dengan benar. Kalian tahu bukan kalo kita itu pasti mempunyai daya tangkap yang berbeda2 ada yang bisa belajar hanya dengan membaca saja, ada juga yang bisa menangkap pelajaran hanya dengan mendengar saja atau tidak bisa keduanya, nah video tersebut mengatakan bahwa E-learning dapat digunakan sepenuhnya jika System dalam E-learning tersebut di design seperti cara belajar mengajar di kelas seperti: 
  1. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan pengajar dengan cara mengacungkan tangan
  2. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan cara menaggapi pertanyaan dosen berdiskusi dengan teman dsb. Pokoknya pada intinya tch harus ada aplikais2 yang mendukung seperti prose belajar mengajar dikelas yang sesungguhnya dah….. 
Hehehe…waduh sayang teman yang laiinnya agak lupa semoga affan mencantumkan kekurangan dari tulisan saya di blog diya biar temen2 bisa baca N mempelajarinya ok…

Jadi pada intinya kita tch boleh2 saja menggunakan E-learning namun hanya sebagai pendukung belajar saja, karena apabila kita menngunakan E-learning sepenuhnya gimana dengan yang cara belajarnya g bisa dengan hanya membaca saja bisa hancur duooonk, n E-learning bagi q sangat membantu sekali kok… 

Alhamdulillah akhirnya tugas IT q dari Mr eddy selesai juga. Lain kali kita sambung lagi iaaa teman. semoga tulisan q ini bermanfaat bagi kalian yang mau membacanya.
^Thanks^
:):)

Senin, 05 Desember 2011

MASALAH KEAMANAN JEJARING SOSIAL PADA MOBILE DAN SOLUSINYA

Hmmmm…….  Lega sudah rasanya hati ini. Akhirnya tugas presentasi dr mr eddy telah usai. Awalnya berat banget ketika denger kalo kita sekelas IT tch dapat tugas bikin paper ketika itu serasa kejatuhan buah durian bener2  shock banget…. Dengerin kata IT ja serasa g tahu sampek detail tentang IT tp di kasi tugas paper sesuai urutan belakang numb NPk masing2 dan sialnya lagi q dapet numb urut NPK pertama makin sial ja diri ku ketika itu nah NPK  pertama artinya maju pertama, nah kebetulan q dapet tema SOSIAL NETWORKING….. 


Kemudian sehari setelah tugas tch di umumkan q searching paper di internet N parahnya paper pendukungnya harus berbahasa inggris huft…… berat juga nch tugas. Dan anehnya lagi qita di suruh menyajikan paper tersebut dalam bahasa Indonesia….. astagfirulloh iaa bener2 harus ekstra sabar dech. Dan setelah q dapet paper tesebut saya konsulkan k mr eddy N beliau bilang good waooo……. Good is okey I think tapi parahnya tch paper ada 7 halaman dan dalam bentuk bahasa inggris tugas nambah lagi dech,,,,, menerjemahkan paper N memahaminya bisa di bayangkan bukan gimana ribetnya hehehe……. Nah …. Paper q itu berjudul SOLUSI UNTUK MASALAH KEAMANAN DAN PRIVASI DALAM JEJARING SOSIAL PADA MOBILE..... 

Mau tahu pa ja sih isi paper q tersebut????? Sebelumnya saya jelaskan dulu iaa apa sih sosial networking tch????

Jejaring sosial adalah sebuah platform berbasis web yang menyediakan tempat bagi pengguna internet untuk bergabung dan membentuk komunitas online. Nah,,,, sekarang uda tahu kan tentang jejaring sosial. Di sini saya akan membahas presentasi paper saya kemaren yaitu tentang bagamana sich solusi keamanan dan privatisasi dalam jejaring sosial mobile....... 

Pastinya temen-temen semua uda g asing lagi kaliii iaa dengan adanya jejaring sosial yang ada di HP pada era ini, bahkan komputerisasi mobile pun uda ada semua di dalam HP kita contohnya saja smart phone..... seperti blackberry dll..... nah kalian pada tahu g sistem dalam jejaring sosial mobile?? Dalam jejaring sosial mobile ada 2 sistem yang umum digunakan yaitu sistem peer-to-peer dan sistem client server.  Muncul pertanyaan baru nih.,pa tu peer-to-peer pa tu client server? 

system peer-to-peer pada mobile
Peer-to-Peer atau P2P atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi “berbagi-berkas” (file sharing) seperti Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas. Sistem P2P yang sebenarnya adalah suatu sistem yang tidak hanya menghubungkan “ujung” satu dengan lainnya, namun ujung-ujung ini saling berhubungan secara dinamis dan berpartisipasi dalam mengarahkan lalu lintas komunikasi informasi, dimana bila sistem ini tidak ada, tugas-tugas ini biasanya diemban oleh server pusat. (wikipedia) 

system client-server pada mobile+pc
Client-server merupakan sebuah system yang dibagi menjadi dua bagian yang terpisah yakni komponen klien dan komponen server. Komponen klien juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen klien dari sistem tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen klien tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari klien, dan langsung memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna.(wikipedia) 

Nah dalam dalam sebuah sistem pasti da gangguan atau ancaman, seperti dalam sistem bank yg rawan dengan ancaman pencurian, dalam sistem suatu negara da gangguan teroris dan lain sebagainya. Nah dalam sistem jejaring sosial pasti juga da gangguannya termasuk dalam kedua sistem diatas, gangguannya antara lain
 
a.  Direct anonymity issues: Sistem ini memerlukan pengguna untuk mengakses profil jejaring sosial beserta informasi yang terkait dengan identitas pengguna. Sebagai contoh, aplikasi Facebook umumnya memerlukan persetujuan pengguna untuk mengakses informasinya, informasi tersebut terkait dengan identitas pengguna.

b.  The Indirect or K-Anonymity Problem: Masalah anonimitas tidak langsung terjadi ketika suatu informasi secara tidak langsung membahayakan dan mengancam identitas pengguna. Contohnya adalah ketika sebuah informasi diberikan pengguna, seperti daftar film favorit, informasi ini kemudian bisa dengan mudah dipetakan kembali oleh pengguna lainnya. Selanjutnya, jika suatu informasi dapat dipetakan ke satu atau lebih pengguna, maka anonimitas pengguna dapat dikompromikan. Masalah K-anonimitas standar memastikan bahwa informasi yang dirilis tidak dapat membedakan antara individu dengan informasi yang dirilis.

c.    Eavesdropping, Spoofing, Replay, and Wormhole Attacks: Dalam serangan spoofing, penyerang bisa menyamar sebagai user ID yang disadap hanya dengan mengirimkan ID yang disadap ke perangkat mobile peminta ID pengguna jejaring sosial. Dengan demikian, serangan replay, digunakan untuk melakukan serangan spoofing. Jenis spesifik lain serangan replay dikenal sebagai serangan wormhole, di mana transmisi nirkabel yang ditangkap di salah satu ujung jaringan dan diputar ulang pada ujung jaringan lainnya.

Semua masalah atau ancaman tersebut bisa terjadi pada system peer-to-peer sedangkan pada system client-server, ancaman yang terjadi hanya direct anonymity dan indirect anonymity. Kenapa hal ini bisa terjadi karena Serangan ini dapat dicegah dengan penggunaan yang tepat dari protokol keamanan yang kuat seperti HTTPS, bersama dengan otentikasi nama pengguna dan password atau sertifikat klien.

Dan solusi untuk keamanan dan privatisasi ini adalah:
a.   Design of the Identity Server and Anonymous Identifie
b.   Implementation of the Identity Server
c.    K-Anonymity
d.   Eavesdropping, Spoofing, Replay, and Wormhol Attacks : Penggunaan AIDs mencegah serangan spoofing dan replay. Dengan menggunakan fungsi  kriptografi dengan nilai  acak untuk menghasilkan AIDs setiap pengguna ponsel, dan terus-menerus memproduksi AIDs baru, untuk  mencegah serangan replay dari pengguna jahat yang mungkin akan mencoba  menangkap dan menggunakan kembali nilai-nilai AID yang sebelumnya dimiliki oleh perangkat mobile. Sebelum perangkat mobile mengumumkan AID, ia harus menginformasikan IS lokasi saat ini.
e.   Trust Networks and Onion Routing : Salah satu cara untuk mendukung privasi dan keamanan dalam aplikasi jejaring sosial adalah mentransfer informasi menggunakan trust network seperti peer-to-peer.
sumber-sumber :
id.wikipedia.org
mobiledevices.kom.aau.dk
casual-mobile.com

Senin, 03 Oktober 2011

SIAPA PEMENANGNYA, SISTEM INFORMASI ATAU TEKNOLOGI INFORMASI?

VS

Hmm... Mo nulis pa ya? Waktu dapet tugas ngeblog dari Mr. Eddy. Pa yang harus aku angkat atau aku tulis dari topic yang diminta Mr. Eddy yaitu tentang Sistem Informasi vs Teknologi Informasi (baca sistem informasi melawan teknologi informasi). Palagi waktu lihat syarat2nya : minimal 400 kata (jangan banyak2 pak), gunakan gambar yang sesuai (pengennya sih mickey mouse hehe..), layout mudah dibaca (jangan seperti tulisan dokter mungkin ni maksudnya Mr. Eddy), tidak copas dari artikel orang lain (tapi kita kan juga butuh referensi pak, dikit2 ja gpp ya pak hehe..), khusus untuk NPK dengan nomer blakang 1 2 3 (I’m first). Huft ampun deh syarat2nya banyak banget. Tapi gpp deh buat nambah ilmu n dapet nilai A hehe (ngarep).

Waktu pertama ngeliat topic yang diminta Mr. Eddy yaitu SI VS TI atau sistem informasi vs teknologi informasi yang ada di pikiran saya yaitu sebuah battle atau pertarungan atau pertandingan seperti pertarungan tinju yang ada menang KO atau menang angka dan ada pihak yang kalah KO atau kalah angka atau malah bisa berakhir draw. Contoh lain pertandingan sepak bola ada yang kalah ada yang menang atau draw. Dan masih banyak lagi contoh lainnya seperti tennis, badminton, basket atau perang antar negara. Yang pasti dalam sebuah pertarungan pasti ada pihak yang menang dan ada pihak yang kalah atau malah tidak kedua2nya. Dan akhirnya yang mau saya tulis dalam blog ini adalah siapakah pemenang dalam pertarungan system informasi vs teknologi informasi. Apakah system informasi atau teknologi informasi? Mana yang anda jagokan dan berapa skornya? Mari kita ikuti prediksi dan analisis saya berikut ini . . .

Apakah system informasi itu? Definisi dari system informasi yang saya peroleh dari berbagai sumber adalah suatu kumpulan, himpunan atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang digunakan untuk menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima. System informasi ini meliputi komponen2 dan elemen2, komponen ini antara lain adalah komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran dan elemen2 yang mencakup orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.

Sedangkan teknologi informasi yang saya dapat dari penjelasan mr. Eddy adalah semua jenis teknologi yang membantu manusia untuk menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan menyebarkan informasi. Pada mulanya teknologi yang digunakan manusia untuk menyampaikan informasi adalah berupa bahasa, gambar, arsip, tulisan dll. Sampai akhirnya sekarang berkembang dengan teknologi yang lebih canggih seperti computer, televise, teleconference, handphone dll. Dengan teknologi informasi yang ada saat ini kita bisa memperoleh informasi dari buku2, televisi, internet dengan dibantu alat berupa pena, kertas, komputer.

Dari definisi2 dan informasi2 diatas dapat saya simpulkan bahwa sistem informasi dan teknologi informasi saling berkaitan satu sama lain dimana sistem informasi itu tidak akan ada tanpa adanya teknologi informasi begitu juga sebaliknya. Masih belum jelas juga? Akan saya jelaskan lagi . . . Sistem informasi adalah sebuah kerangka yang mengolah sumber2 untuk mengubah input(data) menjadi output (informasi). Nah alat yang digunakan untuk mengubah input menjadi output ini yang dinamakan teknologi informasi. Sedangkan teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan dan menghimpun informasi dalam bentuk elektronis. Nah proses pengumpulan dan penghimpunan informasi ini disebut sistem informasi. Udah jelaskan?

Okey aku lanjutin lagi nih, manfaat teknologi terhadap sistem teknologi antara lain peningkatan kecepatan dan kapasitas komponen2, banyaknya informasi dalam bentuk digital dan kemudahan pemakaiaan. Dan yang terakhir contoh2 hubungan antara sistem informasi dan teknologi informasi :
  • CD-ROM (TI) dapat digunakan untuk menyimpan ratusan data (SI).
  • Dengan menggunakan HP (TI) kita bisa mengakses e-mail, berita (SI) dll.
  • Bahkan dengan HP (TI), komunikasi data (SI) juga dapat dilakukan.
  • Melalui video call (TI), percakapan jarak jauh (SI) dengan tampilan wajah yang saling terhubung dapat dilakukan

Jadi prediksi saya hasil pertarungan antara sistem informasi vs teknologi informasi adalah tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah dan tidak draw. Tidak sepantasnya sistem dan teknologi informasi berduel, karena kedua hal ini saling berkaitan, saling membantu dan mengisi satu sama lain, mereka seharusnya seperti suami istri yang rukun dan damai. Sekian blog ini saya tulis apabila ada kata2 dan kalimat2 pada blog ini yang sama dengan artikel, blog, website, buku dan yang lainnya saya mohon maaf karena telah saya sengaja. Sekian . . .

Blog ini saya tulis untuk memenuhi tugas IT for Business . . .

Rabu, 06 Juli 2011

Inventory Audit

Inventories are part of the company's assets with a value large enough and the material vulnerable to theft or misuse. Therefore, usually inventories become one of the main concerns in the auditor's examination of corporate financial statements.

As for the main purpose is to inventory checks to determine that: 
  1. Inventory is physically really exist
  2. Separation procedure of inventory cut-off limit has been carried out satisfactorily 
  3. Inventories have been valued in accordance with Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)  consistently applied 
  4. Slow-moving inventory (slow moving), worn, damaged, can identification  proper and reserved a  sufficient number of
  5.  Mathematical calculations in the inventory list has been created by carefully
  6.  Inventory as collateral has been identified and clearly disclosed in the notes to financial statements

Although the audit objectives mentioned above are directed primarily to the existence and valuation of inventory on the balance sheet, but the auditor should always remember that the audit of inventories that must be related to the cost of goods sold and other related accounts in the income statement.

Some stages of the audit procedures that auditors should be done in a stock are: 
  1. Understanding client business - enough understanding of the business enterprise is the basic inventory audit. The questions raised by the auditor through a questionnaire Understanding Clients Business and Nature of Business will give the auditor an understanding of the unique aspects of business and type of business, such as seasonal and cyclical factors, the nature, method of sales finance and policies, competitive conditions, standard of materials and their sources, labor and manufacturing facilities related to the company's operating policies and the nature of information systems including the cost method. This understanding enables the auditor to reach conclusions about aspects of the financial statements with respect to inventory. 
  2. Assessment of Internal Control - the purpose of internal control over inventory is to ensure that (a) there are sufficient controls for mutations of inventory, (b) all inventory transactions have been recorded and classified correctly, (c) the physical count of inventory has been conducted in accordance with the set procedures, (d) cost of inventories has been determined precisely, (e) adjustments to the slow-moving inventory (slow moving), obsolete and damaged has been done correctly
  3. Substantive Tests - The main purpose of substantive tests of inventory is to provide tangible evidence of the existence and valuation of inventory. Testing includes observation and testing of physical counts (inventory), a summary of test and test prices. 
  4.   There are several methods of physical inventory counts, among others:
  5. Thorough physical count done once a year on the balance sheet date or at a certain date, which was attended by the auditors.
  6. Calculations carried out continuously in the entire inventory at least once a year
  7.  Recount of all sections with the largest count at least once a year for other parts 
Public Accountants Professional Standards (SPAP) section 331 of the "preparation" that Govern the physical inventory count conducted by the auditors.
In paragraph 3 provides that if the quantity of dosage is determined only by physical count, and all the counting is done on the balance sheet date or at some date in the appropriate period, both before and after the balance sheet date, it is necessary for auditors to be present at the counting of physical inventory and, through observation, testing and demand for adequate information, to convince himself about the effectiveness of physical inventory counting methods and measure the reliability that can be placed on the representation of clients on the quantity and physical conditions of preparation.

There are some important things to consider auditor in the physical count of inventory, including:
  1. During the physical count of inventory, the auditor should ensure that control over income and expenditure procedures or internal movement of goods during the counting takes place has been properly followed, to assess the accuracy of the separation boundary (cut-off) that has been done. If possible, the production process should be suspended during the physical count of inventory or physical count conducted during the absence of revenue and expenditure activities of goods in the warehouse.
  2. Auditor should consider the possibility of shipping goods (deposits) which do not belong to the company, guarantees and other.
  3. The possibility of inventory that are not in control of the company, such as items that are on-site public warehouse, the goods held by sellers, consignment and other goods. For this type of inventory, audit procedures should be done is by doing a direct confirmation in writing or by physical count.
  4. Auditor should ensure that the supply in the course really has not been received until the physical count of inventory lasts.

If the physical count of inventory made after the balance sheet date, the auditor should perform pull back (retract) the results of the physical inventory on the balance sheet date. This procedure is especially necessary to obtain reasonable assurance that the recording of inventory balance on the balance sheet date in accordance with the physical inventory in the warehouse. 

Resources: http://rachmatjusuf.megabyet.net/berita-118-sekilas-audit-persediaan.html

 ^Tank_You^

 


Kamis, 23 Juni 2011

BUSINESS ETHICS

CORPORATE CULTURE
hmmmm,,,,, this time to doing my assignment. This last assignment for us at Business  ethic class. Now I will write my blog about  Corporate Culture. So lets know about what is Corporate Culture first……
so see the explanation….

Cultural understanding by Susanto (2000):
1.      Corporate culture is the values ​​which become the handle human resources in carrying out basic obligations and behave in organizations.
2.      Corporate culture is values ​​that guide human resources to overcome the problems of external adaptation and integration of business within the organization so that they know how they should act or behave.
UNDERSTANDING ORGANIZATION CULTURE
According to Hofstede (1994), culture is the collective mental programs that differentiate group members from other groups. 
Organizational culture is the style and way of life of an organization that is a reflection of the values ​​or beliefs that have been adopted by all members of the organization. 
Organizational culture is a pattern of trust, Period, rituals, myths members wholeheartedly, which     affects the behavior of all individuals and groups within the organization (Harrison & STIKES, 1992)
 
Understanding Corporate Culture 
Corporate culture is one of those focus areas that are not always fully understood and are not optimally utilized either in an organization
A basic definition of organizational culture is the collective way we do things around here. It involves a learned set of behaviors that is common knowledge to all the participants. These behaviors are based on a shared system of meanings which guide our perceptions, understanding of events, and what we pay attention to. As Sun Tzu, a Chinese military general from 3000 BC, indicated in his explanation of strategy, culture forms an integral part of any organizational strategy. It consists of Tao - the created and shared beliefs, values, and glue that holds an organization together, and it also involves the very nature of the organization. Culture is about individuals in a group sharing patterns of behavior. There is no cultural absolute. Because culture is relative, we have the power to create a culture that is the best fit for an organization’s future direction.

Observing Culture
Culture plays out in a variety of ways. We can identify the specifics of it from how information is communicated, feedback is given, performance is managed, and projects are co-coordinated within the organization. It is reflected in the way the corporation or institution is structured; whether work is conducted cross-functionally or within silos, how the hierarchical levels are set up, and the types of job titles used. Culture is often defined by the systems that are used, the processes that are followed, and the rituals, symbols, and stories that abound in the organization. It is even reflected in how meetings are held in an organization.

Aligning Culture for Success
Once a strategy is set for the organization, the way deliverables are produced in the organization needs to be examined and challenged. This is to ensure that every process is geared towards achieving the strategy.
Every component of the corporate culture needs to underpin what is required from all stakeholders in order to realize the strategic goals. There must be a reinforcing stream of communications. All the actions in the organization need to translate into the cultural realities. A culture can be created or reinforced through the use of socialization. Avenues for socialization abound in functions like selection, placement on the job, job mastery, the measurement and rewarding of performance, and recognition and promotion. Reinforcing a culture can emerge through the stories told and the folklore propagated and, most importantly, through the adherence to chosen important values. The key to the success of the above is to ensure that the culture you wish to socialize others into is an ideal one, necessary for breakthrough performance in your work area or organization. If it is not, then you need to involve everyone in the evaluation and creation of a more suitable culture.
And now this  time to article…… I will give an example about.

HP at Cultural Crossroads
The case discusses HP's organization culture and the role of 'HP Way' in strengthening it. It also discusses the steps implemented by the new CEO Carly Fiorina in a bid to cut costs and improve the financial performance of HP, which proved to be a major departure from HP's long cherished culture.
"The HP Way is a tricky thing. It's what makes HP great, but it can also be used as an excuse for practices that are no longer relevant. It can be an excuse for not changing. When you boil it down to its fundamentals, it's about keeping core values constant and frequently changing practices - and a lot of people inside HP and outside HP get confused about that."
- Lewis Platt, former HP CEO, in August 1999.
"The HP Way gave me the courage to change it as quickly as we are. Because it really is all about having this company achieve what it is capable of. It is important, and it is worth doing."
- Carly Fiorina, Chairperson, HP CEO, in February 2001.
A Company in Trouble
During the late 1990s, HP, the second largest computer manufacturer in the world, faced major challenges in an increasingly competitive market. In 1998, while HP's revenues grew by just 3%, competitor Dell's rose by 38%. HP's share price remained more or less stagnant, while competitor IBM's share price increased by 65% during 1998. Analysts said HP's culture, which emphasized teamwork and respect for co-workers, had over the years translated into a consensus-style culture that was proving to be a sharp disadvantage in the fast-growing Internet business era. Analysts felt that instead of Lewis Platt, HP needed a new leader to cope with rapidly changing industry trends.
Responding to these concerns, in July 1999, the HP board appointed Carleton S. Fiorina (Fiorina) as the company's CEO.
Fiorina implemented several cost-cutting measures to streamline the company's operations. Some of the measures included forced five-day vacation for the workers and the postponement of wage hikes for three months in December 2000. In January 2001, HP laid off 1,700 marketing employees.
In April 2001, Fiorina announced that HP's revenues would decrease by 2% to 4% for the quarter ending April 30, 2001 due to the decrease in consumer spending. In yet another move to cut costs, in June 2001, employees were forcibly asked to take pay-cuts. More than 80,000 employees volunteered saving the company $130 million.
A Company in Trouble Contd...
Things became worse when the HP management announced that it would lay off another 6,000 workers in July 2001, the biggest reduction in the company's 64-year history. The management also sent memos saying that the layoffs would continue and that the volunteering for pay-cuts would not guarantee continued employment.
In September 2001, HP and Compaq Computer Corporation announced their merger5. According to company insiders, once the merger was implemented, Fiorina was likely to lay off another 15,000 to 30,000 employees as a part of a major cost saving drive. The merger was expected to yield cost savings upto $2.5 billion primarily because of layoffs.
The steps taken by Fiorina surprised analysts. They said that these steps were a major departure from HP's organizational culture - 'The HP Way' of promising lifelong employment and employee satisfaction.
According to the company insiders, though change was necessary, employees' morale had suffered badly. Many employees had lost faith in Fiorina's ability to execute her plans. They also felt that her changes were destroying much of the company's cherished culture. HP Vice-President for Human Resources Susan Bowick admitted, "Morale statistics are lower than we've ever seen them."
Background Note
Stanford engineers Bill Hewlett and David Packard founded HP in California in 1938 as an electronic instruments company. Its first product was a resistance-capacity audio oscillator, an electronic instrument used to test sound equipment. During the 1940s, HP's products rapidly gained acceptance among engineers and scientists. The company's growth was further aided by heavy purchases by the US government during the Second World War. As their business succeeded, the confidence of Hewlett and Packard increased. The founders, who shared some basic values, also hired and promoted like-minded pe The Carly Fiorina Way
The toughest challenge Fiorina faced was in changing the HP culture, which had been influenced by the company's engineering heritage. The challenge was to keep the edge in engineering and innovation while making the employees more adaptable and responsive. Fiorina immediately introduced several changes to set things right at HP. She demanded regular updates on key units. She also injected the much-needed discipline into HP's computer sales force, which had reportedly developed a habit of lowering sales targets at the end of each quarter. Sales compensation was tied to performance and the bonus period was changed from once a year to every six months.
She linked compensation to improvements in customer-approval ratings. To develop better leadership skills, she instituted the 360-degree feedback concept. This meant that the pay for the company's managers would be based on input from employee surveys.
HP Labs, the company's R&D center, had only been making improvements to the existing products. This was because the engineers' bonuses were linked to the number rather than the impact of their inventions. To encourage innovation and product development, Fiorina increased focus on 'breakthrough' projects. She started an incentive program that paid researchers for each patent filing..
The HP Way Vs. Carly Way
The steps taken by Carly attracted lot of criticism among the analysts. Geoffrey Moore, a high-tech management expert, remarked, "HP was built as a collaborative culture - not a star system. She drives a competence culture, which puts performance ahead of teams, values and intuition. That's a wrenching problem." According to Grinstein, former CEO of Burlington Northern and Western Airlines, "Carly is articulate, with a wonderful style and flair. But in breaking from culture, you cannot elevate yourself too high above it."
Employees had their own share of grievances too. Larry Mitchell complained, "Layoffs had always been kind of non-traditional for HP. HP's culture is definitely changed these days. With the prior culture we probably would have figured out something other than laying off 6,000 people. There are other ways to get rid of performance problems other than just layoffs." The chances of massive layoffs after the HP-Compaq merger has met with stiff resistance from David W. Packard, Dave Packard's son. He was against the merger because of the changes it would bring into HP's egalitarian culture...ople.
You all can read that article guys….. I think it is  a very difficult dilemma between laying off thousands of employees due to cultural change or retain their culture and their employees but the company is threatened, in my opinion is a better hp to maintain their culture and retain employees due to possible improvements in other aspects Hp interchangeable because the effect is too large if hp overhaul the culture, perhaps by creating innovative new products and diversification products that HP can solve the problem.
I think this is my opinion about the article and I apologize if possible in writing this blog there are many shortcomings.
Thank_you ^_^
           
            http://sergaygroup.com/Smart-Talk/What-is-Corporate-Culture.html

Senin, 23 Mei 2011

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR


KEPEMIMPINAN

Hmm….. akhirnya saya dapat tugas lagi dari ibu dosen tercinta…… kali ini saya disuruh membuat tulisan tentang kepemimpinan.
lets chek it out….. 

Kita semua nantinya akan menjadi seorang pemimpin. Arti pemimpin di sini bukan hanya terbatas untuk memimpin suatu organisasi yang terdiri dari beratus bahkan beribu-ribu orang anggota. Dalam sebuah keluarga pun harus memiliki seorang pemimpin.

Teman-teman ingat bahwa seorang pemimpin itu bukan dilahirkan tetapi dibentuk. Oleh karena itu jangan pernah berhenti mencoba. Cobalah terus, karena dalam percobaan yang baru, kawan-kawan akan mendapatkan sesuatu hal yang baru pula.
Dalam diri kita sudah terdapat kharisma yang ada sejak lahir. Namun sayangnya banyak orang yang tidak sadar kalau di dalam dirinya sudah tertanam kharisma pemimpin, yang belum terasa saja.

Mau tahu tips mengembangkan charisma yang ada dalam diri kita sejak lahir but harus runtun iaa mari kita ketahui dulu tentang kepemimpinan dahulu……

Apa sih kepemimpinan itu????
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 

Definisi kepemimipinan  
a.    Kepemimpinan adalah sebuah proses kompleks yang memiliki dimensi ganda.  
b.    Ditetapkan dalam hal kelompok pengolahan, kepribadian, perilaku dan kekuasaan.  
c.    Definisi Sebuah instrumen pencapaian tujuan.d.    Sebuah proses dimana seorang individu untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan. 
e.    Hubungan pemimpin dan pengikut

Terus cirri-cirinya bagaimana iaaa???
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.  Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Ups….. ternyata masih ada lagi nich ciri2 seorang pemimpin:
  1. Dapat dipercaya oleh pengikutnya / follower
  2. Mempunyai pengaruh positif yang kuat terhadap pengikutnya / follower
  3. Saling melayani dengan pengikutnya
  4. Mampu menjadi navigator yang handal
  5. Menumbuhkan kreativitas pengikutnya,
Kepemimpinan Yang Efektif itu gimana iaa????
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).   
Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader).mBagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.

And yg terakhir adalah Kepemimpinan Karismatik..

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.  Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

Nah ….. sekarang saatnya mengetahui tentang tips pengembangan charisma yang sebenarnya ada sejak lahir dalam diri kita…….
  1. Keyakinan diri temen-temen sendiri itu sangat penting. Artinya dalam mengambil suatu keputusan, pekerjaan, dan lain sebagainya diperlukan sebuah keyakinan. Intinya temen-temen harus yakin terlebih dahulu.
  2. Hindari wajah muram. Wajah berseri-seri tentu lebih enak dipandang daripada wajah muram. Hal inilah yang kawan-kawan jauhi jika bertemu dengan orang lain.
  3. Ambillah sebuah sikap yang tegas, jika diperlukan.
  4.  Risih dalam menyampaikan pendapat itu tabu. Kita harus berani menyampaikan pendapat kita. Tidak ada salahnya untuk menyampaikan pendapat Anda ke depan forum, namun kata-kata yang digunakan harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahpahaman. 
  5. Ingat selalu dengan orang lain. Hal yang paling mudah adalah mengingat namanya
  6. Spontanitas itu juga penting. Kita sekali-kali juga perlu mengambil suatu tindakan yang spontan.
  7. Mantapkanlah diri Anda pada bakat Anda. Dengan memantapkan diri Anda pada bakat Anda, kharisma Anda akan mulai terbentuk.
  8. Andalkan inisiatif. Biasakan diri menjadi pelaksana. Dengan menjadi pelaksana langsung, Anda akan belajar untuk menyelesaikan masalah.
Pemimpin yang di cintai adalah pemimpin yang baik

Kira-kira apa iaa maksud judul tersebut so mari kita liat penjelasannya ……

Ciri-ciri pemimpin mengikut pandangan para tokoh:

Al Mawardi
1.     Seorang yang adil 
2.    Mempunyai ilmu agama yang tinggi 
3.    Anggota tubuh badan yang sempurna4.    Pancaindera yang sempurna 
5.    Fikiran yang matang dan berani berijtihad

Ishak Mohd Rejab
1.     Beragama Islam
2.    Lelaki 
3.    Merdeka 
4.    Berilmu 
5.    Adil 
6.    Mampu dan berani 
7.    Mengasihi 
8.    Kuat 
9.    Kesempurnaan pancaindera

Ralph M. Stogdill
1.     Sifat fizikal – penampilan, tenaga dan ketinggian. 
2.    Sifat kecerdasan dan kemampuan – bijak, matang, mempunyai harta sebagai modal dll. 
3.    Sifat keperibadian – kebolehsuaian, agresif dan keyakinan diri. 
4.    Sifat pelaksana tugas – daya pencapaian, kesungguhan dan inisiatif 
5.    Sifat sosial – daya kerjasama, kemampuan berkomunikasi dan kebolehan untuk bermasyarakat.

Edwin Ghiselli
1.     Keselarasan di antara sifat kecerdasan dengan kemampuan mengurus dan memimpin. 
2.    Ada kesungguhan dan keyakinan kepada diri sendiri 
3.    Kecerdasan yang terlalu tinggi atau kecerdasan yang terlalu rendah akan mengurangkan keberkesanan memimpin.

Tun Dr. Mahathir menggariskan tujuh kualiti untuk menjadi pemimpin yang baik, iaitu;
a.    Seorang pemimpin yang baik tidak semestinya merendah diri tapi sekurang2nya tidak bercakap besar. 
b.    Beliau mesti bersedia menerima tanggungjawab tetapi tidak boleh terlalu mendesak dan berkeras dalam memimpin. 
c.    Beliau tidak harus menyalahkan orang lain bagi kegagalan tetapi mengakui kelemahan diri serta tidak harus menuding jari atau mencari seseorang untuk dipersalahkan. 
d.    Beliau harus bersikap luhur dan tidak pentingkan pujian dan kemasyhuran. 
e.    Beliau patut tahu bagaimana mengendalikan pengikutnya begitu juga pihak atasan serta perlu sensitif dengan sensitiviti orang lain. 
f.    Beliau patut bersedia melakukan apa yang diharapkan oleh orang lain untuk beliau laksanakan serta mendukung slogan kepemimpinan melalui teladan. 
g.    Beliau perlu bijak dan lebih pintar sekurang2nya berbanding orang yang berada di bawah pimpinannya.

Adapun ciri-ciri pemimpin yang baik menurut kulanz adalah sebagai berikut:
1. Mentaliti
  • Kebijaksanaan atau kebolehan membuat perhitungan yang jauh sebelum bertindak dengan menilai antara yang baik dan buruk berdasarkan pertimbangan ilmu dan pengalaman.
  • Keberanian atau kesungguhan serta kesanggupan menghadapi cabaran dan masalah serta risiko, baik yang berpunca dari luar diri atau dalam diri sendiri.
  • Mempunyai inisiatif atau tindakan yang dimulakan sendiri tanpa menunggu orang lain dating kepadanya minta bertindak.
  • Mempunyai kreativiti sendiri, terutamanya dalam menyelesaikan masalah-masalah yang wujud dalam organisasi.
2. Kemasyarakatan
  • Kesediaan memberi dan menerima pendapat.
  • Sikap positif dan terbuka.
  • Daya penggerak dan semangat juang yang kuat.
  • Kebolehan berkomunikasi secara berkesan.
3. Moraliti
  • Mempunyai disiplin diri yang unggul.
  • Kebersihan jiwa terutamanya dari segi keadilah, amanah, ketenangan, kesabaran, keteguhan pendirian dan ketahanan diri.
  • Iman yang teguh, terutama orang yang beragama Islam.
Antara ketiga-tiga ciri yang dinyatakan, moraliti adalah yang terpenting untuk menilai seseorang pemimpin sama ada baik atau buruk, berkesan atau tidak, boleh bertahan lama atau tidak.

Pemimpin memerlukan juga sikap tertentu untuk mempengaruhi orang lain. Perkara yang paling penting ialah pemimpin harus mempunyai pengertian dan tanggapan yang tajam terhadap individu-individu yang saling berurusan dengannya. Selain daripada itu seorang pemimpin juga harus mempunyai:
  • Empati; iaitu kebolehan untuk memahami perasaan orang lain dan bersimpati.
  • Kesedaran; akan kelemahan dan kekuatan dirinya sendiri. Sedar tentang bagaimanakah dirinya dianggap oleh orang lain. Hanya apabila ini berlaku maka barulah kepercayaan kebolehan dirinya akan timbul.
  • Kebolehan: untuk melihat secara objektif akan masalah-masalah dan tingkah laku anggota-anggota lain. Pemimpin harus bersikap adil boleh memberi analisa yang adil dan tidak emosional.
Sikap Seorang pemimpin yang baik

Pertama, kita semua membutuhkan penyerahan diri kepada seseorang yang bisa memaksimalkan penggunaan potensi pribadi kita untuk pencapaian kualitas-kualitas hasil yang tidak mungkin dicapai tanpa tuntunan dari pribadi tersebut. Dan orang itu, siapa pun dia – ada atau tidak ada, kenal atau tidak, tua atau mudah, dekat atau jauh, se-keyakinan atau tidak – dia adalah pemimpin bagi kita.

Kedua, sang pemimpin tidak harus memiliki – apalagi menguasai dengan keahlian yang lebih tinggi daripada kita, untuk memberikan tuntunan – karena kompetensi untuk pencapaian hasil itu sudah ada pada diri kita. Bila dia yang melaksanakan tugas kita untuk menjadikan kita pribadi-pribadi super – maka dia bukan seorang pemimpin, tetapi seorang pembantu atau pendukung tenaga.

Ketiga, sang pemimpin harus memiliki kualitas pribadi yang pantas untuk menerima penyerahan diri kita itu; entah karena pendidikan, pengalaman, atau kualitas-kualitas lain, tetapi yang akan melontarkan kita ke tempat-tempat yang bahkan bisa saja lebih tinggi dari posisi yang pernah dicapai oleh sang pemimpin.

Keempat, sang pemimpin harus memiliki sudut pandang yang adil dan ikhlas mengenai hak Anda untuk mencapai keberhasilan, yang bahkan lebih tinggi dari yang pernah dicapainya.

Kelima, sang pemimpin tidak berupaya untuk menjadikan yang dipimpinnya merasa berhutang budi atas kepemimpinannya; karena keberhasilan yang dipimpinnya hanya dimungkinkan oleh kompetensi dari yang dipimpin; dan bahwa kontribusi kepemimpinannya adalah sebuah tugas yang sudah terbayarkan dengan kemuliaan menerima penugasan untuk menjadikan pribadi-pribadi lain sebagai pribadi-pribadi yang mencapai potensi terbaik mereka. (Mario teguh)

Jadi kesimpulannya jika seorang pemimpin itu baik maka secara otomatis semua orang di sekitarnya akan mencintainya, jika seorang pemimpin itu dicintai dan saling mencintai maka akan menjadi nyaman, jika terjadi kenyamanan antara pemimpin dan anggota dalam  organisasi maka organisasi tersebut tidak akan mengalami masalah yang fatal karena rasa cinta maka kerjasama akan baik dan kinerja akan semakin membaik……..

Tips menjadi pemimpin yang baik
Selain itu, sekiranya seseorang itu ingin menjadi pemimpin yang baik, dia hendaklah mengamalkan perkara-perkara yang diketahui, dilihat dan diterima sebagai baik:
  • Seseorang pemimpin harus bersedia untuk belajar dari siapa sekalipun apa yang dia tidak tahu kerana kepimpinan itu sesuatu yang boleh terus menerus dipelajari dari latihan dan pengalaman.
  • Seseorang pemimpin mesti berani memberi jawapan yang tegas kepada sesuatu yang difikirkan baik atau tidak baik kepada organisasinya.
  • Seseorang pemimpin yang baik berupaya memudahkan semua kerja, dengan menjadikannya kerja-kerja biasa yang boleh dilakukan oleh kebanyakkan orang bawahannya dan tidak memerlukan pakar khusus.
  • Seorang pemimpin yang baik mempunyai perhubungan baik dengan orang-orang bawahannya. Dia mengenali mereka sebagai individu-individu yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Pada kebiasaannya, pemimpin yang baik jarang berkasar dengan orang-orang bawahannya.
  • Seseorang pemimpin yang baik pandai membahagikan masa. Dia tahu bila masa bertugas dan bila masa di luar tugas dan bertindak bersesuaian dengan keadaan. Pemimpin yang tidak cekap selalu merasa runsing dan bimbang dengan hal-hal tugas di mana juga dia berada.
  • Dalam sesebuah organisasi terdapat pelbagai jenis manusia: ada yang malas, ada yang rajin dan ada yang boleh diharap serta ada yang tidak boleh diharap. Seorang pemimpin yang bijak tidak lemah semangat dengan keadaan ini. Dia menerima hakikat sedemikian dan menggunakan sebaik-baiknya apa yang ada.
  • Seorang Pemimpin yang baik tahu dan mahu berbincang denganorang-orang bawahannya mengenai sesuatu hal yang dia sendiri tidak pasti. Dia tidak hanya pandai mengeluarkan arahan saja.
  • Seorang pemimpin yang baik mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai tugas dan manusia.
  • Seorang pemimpin yang baik pandai memperkembangkan kebolehan bekerja orang bawahannya. Dia tahu mengagihkan tugas kepada mereka.
  • Seorang pemimpin yang bijak tidak sekali-kali lemah semangat dan cepat mengaku kalah apabila berdepan dengan sesuatu masalah. Kalau masalah tidak dapat diselesaikan dengan satu cara, dia menggunakan cara lain. Dia sentiasa bersikap positif.
So lets chek this video…….


                  

Terimakasih…… ^_^